Welcome My Blog

Sebuah Catatan, Just For Share

Selasa, 18 November 2014

Keutamaan Sholat Rawatib

Persis seperti pelengkap sebuah menu makanan, begitulah posisi shalat sunnah. Ia menjadi penambal bagi kekurangan shalat fardhu dan menambah pahala bagi ibadah wajib

Sesungguhnya diantara hikmah dan rahmat Allah atas hambanya adalah disyariatkannya At-tathowwu’ (ibadah tambahan). Dan dijadikan pada ibadah wajib diiringi dengan adanya at-tathowwu’ dari jenis ibadah yang serupa. Hal itu dikarenakan untuk melengkapi kekurangan yang terdapat pada ibadah wajib.
Dan sesungguhnya at-tathowwu’ (ibadah sunnah) di dalam ibadah sholat yang paling utama adalah sunnah rawatib. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa mengerjakannya dan tidak pernah sekalipun meninggalkannya dalam keadaan mukim (tidak bepergian jauh).
Mengingat pentingnya ibadah ini, serta dikerjakannya secara berulang-ulang sebagaimana sholat fardhu, sehingga ana ingin menyampaikan sholat rawatib ini secara ringkas:

Ummu Habibah radiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadits tentang keutamaan sholat sunnah rawatib, dia berkata: saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang sholat dua belas rakaat pada siang dan malam, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga“. Ummu Habibah berkata: saya tidak pernah meninggalkan sholat sunnah rawatib semenjak mendengar hadits tersebut. ‘Anbasah berkata: Maka saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari Ummu Habibah. ‘Amru bin Aus berkata: Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Ansabah. An-Nu’am bin Salim berkata: Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Amru bin Aus. (HR. Muslim no. 728).

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadits tentang sholat sunnah rawatib sebelum (qobliyah) shubuh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Dua rakaat sebelum shubuh lebih baik dari dunia dan seisinya“. Dalam riwayat yang lain, “Dua raka’at sebelum shubuh lebih aku cintai daripada dunia seisinya” (HR. Muslim no. 725)

Adapun sholat sunnah sebelum shubuh ini merupakan yang paling utama di antara sholat sunnah rawatib dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya baik ketika mukim (tidak berpegian) maupun dalam keadaan safar.

Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan tentang keutamaan rawatib dzuhur, dia berkata: saya mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menjaga (sholat) empat rakaat sebelum dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah haramkan baginya api neraka“. (HR. Ahmad 6/325, Abu Dawud no. 1269, At-Tarmidzi no. 428, An-Nasa’i no. 1814, Ibnu Majah no. 1160)

Jumlah Sholat Sunnah Rawatib
Hadits Ummu Habibah di atas menjelaskan bahwa jumlah sholat rawatib ada 12 rakaat dan penjelasan hadits 12 rakaat ini diriwayatkan oleh At-Tarmidzi dan An-Nasa’i, dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada sholat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum dzuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah ‘isya, dan dua rakaat sebelum subuh“. (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794)

Semoga Bermanfaat dan bisa mengaplikasikannya

Titik Mastatho’tum

Semoga menginspirasi kita semua



Ada seorang syekh teladan & panutan. Dihormati lagi disegani,oleh para muridnya.
Pada suatu saat beliau ditanya muridnya,“Ya syekh, apa yang dimaksud dengan mastatho’tum”(sesuai kumampuanmu)? Sang Syekh-pun mmbawa muridnya ke sbuah lapangan. Meminta semuanya muridnya berlari sekuat tenaga, mengelilingi lapangan semampu mereka. Titik & waktu kebrangkatan sama, akan tetapi waktu akhir & jumlah putaran setiap murid akan brbeda.

1 putaran masih belum terasa. Putaran ke 2 berkurang tenaga. Kini mulai berguguran perlahan di putaran ke3. Hingga tersisa beberapa saja yang masih berusaha sekuat tenaga. Hingga akhirnya satu persatu merasa lelah, menyerah. Mereka semuapun menepi ke pinggir lapangan, kelelahan. Mereka sudah berusaha sekuat tenaga, semampu mereka.

Setelah semua muridnya menyerah, Sang Syekh-pun tak mau kalah. Beliau berlari mengelilingi lapangan hingga membuat smua muridnya keheranan. Semua murid kaget & tidak tega melihat gurunya yg sudah tua itu kepayahan.
1 putaran masih berseri".
2 putaran mulai pucat pasi.
3 putaran mulai kehilangan kendali.
Menuju putaran yg ke4 Sang Syekh makin tampak kelelahan, raut muka memerah, keringat bertetesan, nafas terengah" tak beraturan. Tapi dia tetap berusaha. Beliau terus berlari sekuat tenaga, dari cepat, melambat, melambat lagi, hingga beliaupun terhuyung tanpa penyangga. Energinya terkuras habis tak tersisa. Beliau jatuh pingsan, tak sadarkn diri.

Setelah beliau siuman & terbangun, muridnya bertanya, “Syekh, apa yg hendak engkau ajarkn kepada
kami?” “Muridku, Inilah yg dinamakn titik mastatho’tum (semampumu)! Titik di mana saat kita brusaha
semaksimal tenaga sampai Allah sendiri yang mnghentikn perjuangan kita”. Jawab Sang Syekh dgn mantap.

Semoga kita dijauhkn dari kemalasan, dari lemahnya azzam, dari kecilnya kontribusi Semoga kita bisa memprioritaskan alokasi tenaga secara khusus untuk perjuangan di jalan dakwah ini. Semoga kita sampai pada mujahid- syahid-mukhlis di hadapan Allah ﺁﻣِﻴﻦَ ﻳَﺎ ﺭَ ﺏَّ ﺍﻟﻌَـــﺎﻟَﻤِﻴْﻦ

# WeNeedKhilafah

Kamis, 11 September 2014

Pikiran manusia seperti Saklar ON/OFF

Analoginya, otak kreativitas kita seperti katup yang dikendalikan oleh sebuah saklar dengan pilhan "bisa" atau "tidak bisa".

Jika kita mengatakan "tidak bisa", maka katup akan tertutup sehingga tak ada aliran bernama "solusi"

jika kita mengatakan "bisa" maka katup akan terbuka dan solusi pun akan mengalir mencari jalan "bagaimana harus bisa?"

yang enak kita bebas milih, "bisa" atau "tidak bisa". tetapi kenyataannya banyak orang takut memilih saklar pada kondisi "bisa".

alasannya macam2, karena pengalaman masa lalu, takut yang tak beralasan, atau malas berpikir, sedikit-sedikit sudah menyerah | you are The Loser (Pecundang).

bukannya mencari "solusi", mereka lebih "Lihai" mencari "dalih" atau "alasan" untuk pembenaran diam di tempat.

tukang alasan disebut The Loser (pecundang). sebaliknya orang yang selalu optimis dan menanyakan "bagaimana harus bisa?" kemudian dia berupaya mewujudkannya, disebut The Winner (Pemenang). ada juga tipe ketiga, kerjaannya hanya mengamati, tanpa ada action untuk mewujudkannya, dialah The Lover (pecinta).

Sekarang tinggal Anda mau pilih yang mana? The Loser ? atau The Lover? atau The Winner?

 Menjadi The Winner hadapi masalah, bila tak ada masalah cobalah tantangan-tantangan baru. dan jangan lupa katakan "bagaimana harus bisa?" Kuncinya adalah Keyakinan "Pasti Ada Solusinya!!!"
 

Ketika Akhwat Mengkhitbah Duluan

  • Khadijah Binti Khuwailid. Bukan wanita biasa, wanita yang tak sekedar wanita. Wanita yang penuh dengan auroh kemuliaannya.
  • Secara fisik dunia, Khadijah tergolong wanita kaya dan saudagar ternama. Ia cantik rupa walau sudah menginjak masa tua.
  • Dalam perjalanan hidupnya. Ia mengenal sosok yang bernama Muhammad, yang tak lain adalah karyawannya.
  • Khadijah jatuh hati kepada sosok pemuda Muhammad, bukan karena fisik duniawi. Tapi karena kejujuran dan budi pekerti.
  • Kala itu Khadijah berusia 40th, sementara Muhammad berusia 25th. Berpaut usia dan juga berpaut harta.
  • Tapi itu tak membuat Khadijah mengurungkan niatnya mengkhitbah Muhammad, sosok yang mempesona imannya.
  • Kepribadian. Ya, itulah pilihan yang dijatuhkan Khadijah kepada sosok Muhammad, yang kelak jadi Nabi panutan.

Di tengah masyarakat kita tidak biasa alias masih tabu ketika perempuan mendahului melamar seorang pria. Lumrahnya, pria yang melamar atau mengkhitbah wanita. Tapi tidak dengan bunda Khadijah r.a kala itu yang mencoba membalik ‘budaya’ yang mungkin saat itu berlaku di masyarakat.Toh, sebenarnya tidak ada masalah jika ada seorang wanita ingin memulai dulu untuk melamar.

Tentu ada pertimbangan tertentu kenapa seorang perempuan ‘berani’ mengungkapkan isi hatinya lebih dulu kepada pria. Diantaranya yang paling penting, dan ini dianjurkan oleh hadits: “Apabila datang laki-laki untuk melamar yang kamu ridhai agamanya dan akhlaknya, maka kawinkanlah dia. Dan bila tidak kamu lakukan, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan di tengah masyarakat” (HR. Tirmidzi, Ahmad).

Nah, hadits di atas memang “datang laki-laki untuk melamar”, maka yang jadi point bahasan kali ini adalah “kamu ridhai agama dan akhlaknya, maka kawinkanlah dia…”. Barangkali pertimbangan penting seorang wanita mendahului melamar adalah karena faktor “agama dan akhlak” seorang pria, yang bisa jadi tidak atau belum berani mengkhitbah seorang wanita. Maka para wanita yang memandang faktor tersebut penting bagi pernikahannya kelak, sehingga dia beranikan untuk mengkhitbah pria.

Jika pertimbangan di atas sudah jadi pertimbangan utama dan penting, maka tinggal selanjutnya adalah mengkomunikasikan keinginan tersebut kepada orang-orang dekatnya. Bisa orang tua, bisa teman, bisa murrobi, ustadah, dan sebagainya. Tentu orang-orang dekatnya akan kaget dengan keinginan si akhwat, maka disinilah lagi-lagi pertimbangan utama tadi perlu disampaikan. Yakni faktor agama dan akhlak. Bagi seorang makcomblang yang paham akan agama tentu tidak akan menghalang-halangi niat si akhwat tersebut.
 Sekali lagi, ini perilaku yang belum lumrah terjadi di masyarakat, sehingga wajar jika timbul pertentangan dan dianggap keanehan. Tapi yakinlah, secara hukum syara’ tidak pernah ada larangan tersebut. Dan jika sahabatku, kaum akhwat mau memulainya, silahkan saja. Tetap dengan siap resikonya, yakni diterima atau ditolak. Yasarallah umuraki 


Senin, 14 April 2014

GALAU MENGEMBAN AMANAH DAKWAH ?!


Bismillah…

Catatan ini ku persembahkan untuk adik2 ku… sesama para pengemban dakwah yang saat ini lagi menjalankan tugas nya sbgai seseorang yang diamanahi atau sebagai pemimpin pengurus di sebuah Lembaga Dakwah Kampus.

Smoga bermanfaat^^

Pernah terlintaskah dipikiran atau sebuah pertanyaan bahwa merasa diri ini ga pantas untuk mendapatkan amanah memimpin/ menjadi pengurus di sebuah LDK? Atau merasa tidak PD karna merasa diri ini masih banyak kekurangan untuk diamanahi seperti itu? Apa yang harus dilakukan karena sudah terlanjur diberi amanah dan dipercaya sama teman-teman… lalu apakah dakwah ini harus menunggu kita itu baik dulu? Jika antum mengalami hal seperti ini… selamat antum sedang dalam keadaan Ga..la…au… persis ketika ana dulu menyandang status seseorang yang diamanahi memimpin di sebuah LDK… ya…. merasa diri ini belum bisa mengarahkan anggota pengurus dan lain-lain.

Menurut ana wajar saja kita sbgai manusia terlintas pikiran dan pertanyaan-pertanyaan diatas, namun jangan juga hal ini terus kita pelihara lama-lama  karna ini bisa jadi hidup kita ngga produktif…

Nah untuk mengatasi hal itu sedikit berbagi pengalaman dan nasehat yang mungkin bisa menghapus rasa yang ada dalam jiwa kita adalah:

Kalau teman-teman antum telah mempercayai antum untuk memegang sebuah amanah, maka hargailah kepercayaan itu. Sebab kepercayaan mereka bisa saja menjadi hikmah tersendiri. Misalnya, ternyata kepercayaan itu merupakan cara Allah SWT untuk mengarahkan antum menjadi orang yang sholeh dan selalu menjaga citra diri sebagai muslim.

Barangkali kalau antum ga mendapatkan kepercayaan itu, antum ga terlalu risih bila melakukan hal-hal yang kurang dibenarkan dalam agama. Namun karena kini Antum memegang amanah itu, mau tidak mau Antum pun terpola dengan sendirinya untuk berlaku lurus, hanif, berhati-hati dan menjaga semua aturan Islam. Minimal antum punya sebuah rem untuk menahan hal-hal yang kurang selaras dengan Islam dengan jabatan yang kini antum panggul.

Sebaiknya Antum tidak perlu repot dulu dengan urusan niat atau motivasi. Jangan terlalu negatif dalam menilai diri. Maksudnya, antum tidak perlu merasa bahwa ‘kealiman’ anda itu hanya gara-gara sedang menjabat menjadi ketua/ pengurus di sebuah LDK. Jadikan diri antum sebagai ‘orang alim’ karena Allah SWT. Namun bila motivasi itu terakselerasi dengan adanya jabatan yang kini antum pegang, tentu bukan hal yang perlu disesali.

Tentu saja ‘kealiman’ antum itu harus diusahakan se-original mungkin, bukan sekedar akting atau lips service belaka. Tapi manfaatkan posisi antum ini sebagai starting point menuju kepada kepribadian Islami. Kurangi sedikit demi sedikit segala maksiat dan munkarat yang mungkin pernah antum lakukan. Ganti dengan kebiasaan baik yang lebih Islami dan bernilai sunnah. Dan jangan lupa bahwa semua itu anda lakukan ikhlas karena Allah SWT, bukan karena jabatan semata. Usahakan se-istiqamah mungkin dalam menjalaninya.

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih.” dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (QS Fushshilat: 30).
Sekedar memberikan beberapa tips untuk bisa memotivasi antum, kalo tips ini di action kan… subhanlalah lihat lah nanti perubahan yang akan terjadi pada diri antum^^

  • Biasakanlah untuk selalu berpikir “Pasti Bisa”, bukan berpikir Tidak bisa. Kita sukses atau gagal bergantung pada bagaiman cara kita berpikir. Kalau kita berpikir bisa, insyallah pasti bisa. Kalau kita berpikir sukses, maka insyallah sukseslah yang akan kita raih
  • Sadarilah bahwa kita lebih baik dari yang kita duga. Banyak orang yang kaget dengan prestasi yang telah dicapainya. “Kok ana bisa ya?” ucapan ini sering juga kita lontarkan ketika meraih kesuksesan. Hal ini sering juga kita lontarkan ketika meraih kesuksesan. Hal ini wajar karena selama ini mungkin kita meremehkan kemampuan diri yang sebenarnya lebih baik dari yang kita duga.
  • Bulatkan keyakinan kepada Allah, jangan setengah-setengah. Sama Allah kok setengah-setengah^^ Keyakinan yang optimal kepada Nya akan menghasilkan dampak yang maksimal. Sebaliknya, keyakinan setengah-setengah akan mendatangkan hasil yang kurang sempurna.
  • Selalu berpikir positife mengenai diri sendiri, upayakan untuk selalu melihat kelebihan, serta kekuatan yang dimiliki. Fokuslah pada kelebihan antum jangan focus pada kelemahan.
  • Yakinkan lagi bahwa diri kita ini special, kita adalah juara, kita pasti bisa. Allah menciptakan kita masing-masing adalah benar-benar special. Meyakini bahwa diri kita lebih hebat dari yang kita duga. Jika kita selalu berpikir tentang kelebihan daripada kekurangan, maka kita akan lebih percaya diri jika berhadapan dengan orang yang juga memiliki kelebihan.
  • Yakin bahwa setiap orang sudah cukup sibuk dengan dirinya masing-masing. Sehingga tidak ada waktu bagi mereka untuk memperhatikan kita secara detail. Maka jangan takut berbuat salah atau gagal, padahal orang lain belum tentu memperhatikan kesalahan atau kegagalan kita tersebut. Yang terpenting adalah belajar dari kesalahan dan kegagalan untuk senantiasa terus bangkit lagi.
Ingatlah… kepercayaan kepada pertolongan Allah, kita yakin Dia menolong kita, kita pasti bisa meraih apa yang diinginkan. Kalaupun belum terkabul, kita tidak cepat berputus asa. Karena kita sadar Allah-lah yang maha Tahu mana yg terbaik buat kita. Kita hanya berusaha dan berikhtiar hasilnya kita serahkan kepada Allah. Dengan demikian, kita akan terus percaya diri setiap saat.

Umat islam adalah umat pilihan. Umat ini berhasil mengukir sejarah kegemilangan yang tidak ada bandingkan dalam sejarah umat manusia di dunia sebelum ini. Keberhasilan umat Islam dulu karena mereka menggunakan acuan hebat yg bernama syariat Islam.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab.


Diambil dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi^^

Senin, 31 Maret 2014

Picture Luffy Chibi^^

Assalamualaikum^^

Kali ini mau posting gambar tokoh anime favorit ane... Mongkey D Luffy versi chibi...







Jumat, 28 Maret 2014

_Kesabaran Abu Bakar Ash-Shidiq_


Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh...


Suatu hari, Rasulullah saw bertamu ke rumah Abu Bakar Ash-Shidiq. Ketika bercengkrama dengan Rasulullah, tiba-tiba datang seorang Arab Badui menemui Abu Bakar dan langsung mencela Abu Bakar. Makian, kata-kata kotor keluar dari mulut orang itu. Namun, Abu Bakar tidak menghiraukannya. Ia melanjutkan perbincangan dengan Rasulullah. Melihat hal ini, Rasulullah tersenyum.

Kemudian, orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar. Kali ini, makian dan hinaannya lebih kasar. Namun, dengan keimanan yang kokoh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasulullah kembali memberikan senyum.

Semakin marahlah orang Arab Badui tersebut. Untuk ketiga kalinya, ia mencerca Abu Bakar dengan makian yang lebih menyakitkan. Kali ini, selaku manusia biasa yang memiliki hawa nafsu, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. Dibalasnya makian orang Arab Badui tersebut dengan makian pula. Terjadilah perang mulut. Seketika itu, Rasulullah beranjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.

Melihat hal ini, selaku tuan rumah, Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Rasulullah yang sudah sampai halaman rumah. Kemudian Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, janganlah Anda biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku!”

Rasulullah menjawab, “Sewaktu ada seorang Arab Badui datang lalu mencelamu, dan engkau tidak menanggapinya, aku tersenyum karena banyak malaikat di sekelilingmu yang akan membelamu di hadapan ALLAH. Begitu pun yang kedua kali, ketika ia mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum. Namun, ketika kali ketiga ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan engakau membalasnya, maka seluruh malaikat pergi meninggalkanmu. Hadirlah iblis di sisimu. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya.”

Suatu hari -setelah Rasulullah saw. wafat-, Abu Bakar mendatangi seorang pengemis Yahudi buta dan memberikan makanan kepadanya. Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis berteriak, “Siapakah kamu?”
Abu Bakar menjawab, “Aku orang yang biasa datang.”
“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” jawab si pengemis buta itu. “Orang yang biasa mendatangku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut sehingga aku tidak sulit mengunyahnya.”

Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata dengan pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah saw.”

Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar, ia pun menangis dan kemudian berkata, “Benarkah demikian? Selama ini, aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikit pun. Ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.” Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar.

Demikian Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk bersabar menahan amarah, dengan tidak membalas keburukan dengan hal-hal yang buruk pula.

CINTA YANG HAKIKI


Cinta itu bila diartikan sangat buanyaaak… nggak kebayang bila tertulis mungkin hampir satu buku penuh tuh bila diartikan satu persatu, kan ada ya... yang namanya cinta abadi, cinta sejati, cinta di ujung pulpen, cinta monyet, bahkan cinta mati weihhh jadi ingat sepenggal lagu darinya Mahadewicinta mati harus dijaga sampai mati” ckckckk
Tapi melihat kondisi separah sekarang yang dihuni berbagai macam bentuk nya, banyak sekallee yang menyalah artikan cinca… ehh maksudnya cinta. Orang- orang seperti ini hampir semua meanggap cinta tuh kayak dewa dan mereka rela... serela-relanya mengorbankan apapun untuk memenuhi keinginan cinta.
 Islam sendiri memandangan cinta itu adalah suatu yang sakral karna islam kan adalah agama yang fitrah, sedang cinta itu sendiri adalah fitrah kemanusiaan. Allah kan udah menanamkan yang namanya perasaan cinta yang tumbuh di setiap hati manusia. Islam juga nggak ngelarang kok seseorang untuk dicintai dan mencintai, bahkan niehh Nabi kita yang tercinta juga menganjurkan agar cinta tersebut di utarakan… hemmmm berarti boleh dong katakan cinta?
“ wahai kekasihku pujaan hati dan nafas hidup ku, aku sangat mencintaimu melebihi luas nya samudra dan seluas jagad raya…akan aku korbankan apapun untuk mendapatkan cinta mu, kalau kau tak percaya belahlah dadaku pasti akan ada cinta dan bertuliskan hanya namamu sebagai bukti kalau aku mencintaimu”. Lalu apa kata Sule, paling dia hanya mengucapkan satu kata…PRIKITEWW…
sempat rada-rada ill fell and lebay sendiri mendengar apalagi  pernah liat sendiri lah  kalau salah satu diantara kita mengatakan seperti itu  dan tak jarang pula hal tersebut ada dilayar televise biasanya kan di senitron-senitro gitu……dengar yah kawan!! ungkapan kata cinta itu ga tepat ditujukan selain kepada allah ntar allah nya cemburu dan marah lo kalau kita mengucapkan seperti itu…. Lohh kok bisa allah marah ya? kan islam memandang cinta adalah sakral jadi sah… sah aj dong mau katakan cinta sama siapa aja bahkan Rasul pun dalam hadisnya mengatakan : Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaklah ia memberitahu bahwa ia mencintainya. (HR Abu Daud dan At-Tirmidzy).  
Ungkapan cinta dan hadis diatas benar kok… Seorang muslim dan muslimah tidak dilarang untuk saling mencintai, bahkan dianjurkan agar mendapat keutamaan-keutamaan nya. Islam tidak membelenggu cinta, karena itu Islam menyediakan penyaluran untuk itu misalnya nieh PERNIKAHAN dimana sepasang manusia diberikan kebebasan untuk bercinta. cuman masalahnya ungkapan cinta seperti itu jangan diungkapkan dengan orang yang melebihi cinta kepada allah karna itu sama aja dengan menyembah selain allah. Allah kan uda memberikan kita yang namanya kehidupan, kenikmatan dan banyak yang ga bisa disebutkan sangking banyak nya, jadi wajar dong kita harus membalas nya dengan kecintaan kepadanya dam melakukan ibadah  sebagai tanda cinta kita padanya. Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (Al-Baqarah: 165). Maka dari itu ungkapan cinta seperti itu lebih baik diungkapkan kepada allah, Karena Dialah yang memberikan kita segala nikmat dan kebaikan sejak kita dilahirkan, bahkan sejak dalam rahim ibu.
Jangan terbalik kawan, baru dikasih secuil cinta dan kenikmatan sama si doi kita sudah mau menyerahkan jiwa raga kepadanya yang merupakan hak Allah. Lupa kepada Pemberi Nikmat, Maka nikmat apa saja yang ada pada kalian, maka itu semua dari Allah.
Dan tak lupa pula cinta kepada Nabi Muhammad SAW harus kudu wajib dijalani karna berkat beliau islam dapat kita rasakan sekarang. Beliau banyak berkorban Lohh... hanya untuk umat beliau yaitu kita umat muslim betapa beruntung nya kita kan? bahkan pada saat kematian beliau saja masih memikir kan kita bukan istrinya, anaknya maupun harta nya. Jadi kita juga harus membalas cinta beliau dengan Cinta yang melahirkan sikap hormat, patuh, ingin selalu membelanya, ingin mengikutinya, mencontohnya, dll. namun bukan untuk menghambakan diri kepadanya. Katakanlah jika kalian cinta kepada Allah, maka ikutilah aku (Nabi saw) maka Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. (Ali Imran: 31)
Cinta antara muslim dengan muslim lainnya juga, cinta
Antara suami istri, antar orang tua dan anak, kawan-kawan muslim lainnya dengan Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia, dengan dakwah misalnya atau dari sikap dan kelakuan kita. ada juga cinta yang paling rendah dan sederhana, yaitu cinta keinginan kepada selain manusia misalnya  harta benda dan binatang kesayangan Namun keinginan ini sebatas pemanfaatan saja.
Hubungan Cinta Dan Keimanan adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Cinta yang dilandasi iman akan membawa seseorang kepada kemuliaan sebaliknya cinta yang tidak dilandasi iman akan menjatuhkan seseorang ke jurang kehinaan. Selain itu iman tidak akan terasa lezat tanpa cinta dan sebaliknya cinta pun tak lezat tanpa iman. Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw: Barang siapa ingin memperoleh kelezatan iman, hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah swt.
So...Cinta bagaikan lautan, sungguh luas dan indah. Ketika kita tersentuh tepinya yang sejuk, ia mengundang untuk melangkah lebih jauh ke tengah, yang penuh tantangan, hempasan dan gelombang dan siapa saja ingin mengarunginya. Namun carilah cinta yang sejati, di lautan cinta berbiduk taqwa berlayarkan iman yang dapat melawan gelombang syaithan dan hempasan nafsu, insya Allah kita akan sampai kepada tujuan yaitu cinta kepada Allah, itulah yang hakiki, yang kekal selamanya. Adapun cinta kepada makhluk-Nya, pilihlah cinta yang hanya berlandaskan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Bukan karena bujuk rayu setan, bukan pula karena desakan nafsu yang menggoda.
Cintailah Allah, berusahalah untuk menggapai cinta-Nya... mengenyam rasanya cinta itu enak kawan. =)