Welcome My Blog

Sebuah Catatan, Just For Share

Senin, 14 April 2014

GALAU MENGEMBAN AMANAH DAKWAH ?!


Bismillah…

Catatan ini ku persembahkan untuk adik2 ku… sesama para pengemban dakwah yang saat ini lagi menjalankan tugas nya sbgai seseorang yang diamanahi atau sebagai pemimpin pengurus di sebuah Lembaga Dakwah Kampus.

Smoga bermanfaat^^

Pernah terlintaskah dipikiran atau sebuah pertanyaan bahwa merasa diri ini ga pantas untuk mendapatkan amanah memimpin/ menjadi pengurus di sebuah LDK? Atau merasa tidak PD karna merasa diri ini masih banyak kekurangan untuk diamanahi seperti itu? Apa yang harus dilakukan karena sudah terlanjur diberi amanah dan dipercaya sama teman-teman… lalu apakah dakwah ini harus menunggu kita itu baik dulu? Jika antum mengalami hal seperti ini… selamat antum sedang dalam keadaan Ga..la…au… persis ketika ana dulu menyandang status seseorang yang diamanahi memimpin di sebuah LDK… ya…. merasa diri ini belum bisa mengarahkan anggota pengurus dan lain-lain.

Menurut ana wajar saja kita sbgai manusia terlintas pikiran dan pertanyaan-pertanyaan diatas, namun jangan juga hal ini terus kita pelihara lama-lama  karna ini bisa jadi hidup kita ngga produktif…

Nah untuk mengatasi hal itu sedikit berbagi pengalaman dan nasehat yang mungkin bisa menghapus rasa yang ada dalam jiwa kita adalah:

Kalau teman-teman antum telah mempercayai antum untuk memegang sebuah amanah, maka hargailah kepercayaan itu. Sebab kepercayaan mereka bisa saja menjadi hikmah tersendiri. Misalnya, ternyata kepercayaan itu merupakan cara Allah SWT untuk mengarahkan antum menjadi orang yang sholeh dan selalu menjaga citra diri sebagai muslim.

Barangkali kalau antum ga mendapatkan kepercayaan itu, antum ga terlalu risih bila melakukan hal-hal yang kurang dibenarkan dalam agama. Namun karena kini Antum memegang amanah itu, mau tidak mau Antum pun terpola dengan sendirinya untuk berlaku lurus, hanif, berhati-hati dan menjaga semua aturan Islam. Minimal antum punya sebuah rem untuk menahan hal-hal yang kurang selaras dengan Islam dengan jabatan yang kini antum panggul.

Sebaiknya Antum tidak perlu repot dulu dengan urusan niat atau motivasi. Jangan terlalu negatif dalam menilai diri. Maksudnya, antum tidak perlu merasa bahwa ‘kealiman’ anda itu hanya gara-gara sedang menjabat menjadi ketua/ pengurus di sebuah LDK. Jadikan diri antum sebagai ‘orang alim’ karena Allah SWT. Namun bila motivasi itu terakselerasi dengan adanya jabatan yang kini antum pegang, tentu bukan hal yang perlu disesali.

Tentu saja ‘kealiman’ antum itu harus diusahakan se-original mungkin, bukan sekedar akting atau lips service belaka. Tapi manfaatkan posisi antum ini sebagai starting point menuju kepada kepribadian Islami. Kurangi sedikit demi sedikit segala maksiat dan munkarat yang mungkin pernah antum lakukan. Ganti dengan kebiasaan baik yang lebih Islami dan bernilai sunnah. Dan jangan lupa bahwa semua itu anda lakukan ikhlas karena Allah SWT, bukan karena jabatan semata. Usahakan se-istiqamah mungkin dalam menjalaninya.

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih.” dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (QS Fushshilat: 30).
Sekedar memberikan beberapa tips untuk bisa memotivasi antum, kalo tips ini di action kan… subhanlalah lihat lah nanti perubahan yang akan terjadi pada diri antum^^

  • Biasakanlah untuk selalu berpikir “Pasti Bisa”, bukan berpikir Tidak bisa. Kita sukses atau gagal bergantung pada bagaiman cara kita berpikir. Kalau kita berpikir bisa, insyallah pasti bisa. Kalau kita berpikir sukses, maka insyallah sukseslah yang akan kita raih
  • Sadarilah bahwa kita lebih baik dari yang kita duga. Banyak orang yang kaget dengan prestasi yang telah dicapainya. “Kok ana bisa ya?” ucapan ini sering juga kita lontarkan ketika meraih kesuksesan. Hal ini sering juga kita lontarkan ketika meraih kesuksesan. Hal ini wajar karena selama ini mungkin kita meremehkan kemampuan diri yang sebenarnya lebih baik dari yang kita duga.
  • Bulatkan keyakinan kepada Allah, jangan setengah-setengah. Sama Allah kok setengah-setengah^^ Keyakinan yang optimal kepada Nya akan menghasilkan dampak yang maksimal. Sebaliknya, keyakinan setengah-setengah akan mendatangkan hasil yang kurang sempurna.
  • Selalu berpikir positife mengenai diri sendiri, upayakan untuk selalu melihat kelebihan, serta kekuatan yang dimiliki. Fokuslah pada kelebihan antum jangan focus pada kelemahan.
  • Yakinkan lagi bahwa diri kita ini special, kita adalah juara, kita pasti bisa. Allah menciptakan kita masing-masing adalah benar-benar special. Meyakini bahwa diri kita lebih hebat dari yang kita duga. Jika kita selalu berpikir tentang kelebihan daripada kekurangan, maka kita akan lebih percaya diri jika berhadapan dengan orang yang juga memiliki kelebihan.
  • Yakin bahwa setiap orang sudah cukup sibuk dengan dirinya masing-masing. Sehingga tidak ada waktu bagi mereka untuk memperhatikan kita secara detail. Maka jangan takut berbuat salah atau gagal, padahal orang lain belum tentu memperhatikan kesalahan atau kegagalan kita tersebut. Yang terpenting adalah belajar dari kesalahan dan kegagalan untuk senantiasa terus bangkit lagi.
Ingatlah… kepercayaan kepada pertolongan Allah, kita yakin Dia menolong kita, kita pasti bisa meraih apa yang diinginkan. Kalaupun belum terkabul, kita tidak cepat berputus asa. Karena kita sadar Allah-lah yang maha Tahu mana yg terbaik buat kita. Kita hanya berusaha dan berikhtiar hasilnya kita serahkan kepada Allah. Dengan demikian, kita akan terus percaya diri setiap saat.

Umat islam adalah umat pilihan. Umat ini berhasil mengukir sejarah kegemilangan yang tidak ada bandingkan dalam sejarah umat manusia di dunia sebelum ini. Keberhasilan umat Islam dulu karena mereka menggunakan acuan hebat yg bernama syariat Islam.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab.


Diambil dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar