Belakangan ini lagi marak-marak nya istilah
cabe-cabean dan terong-terongan di sekitar kita, ada yang tau istilah itu
mengambarkan apa? Itu bukan pelengkap makanan lalapan seharga 15rb yg ada
diwarng juga bukan 1 set mainan masak-masakan adik-adik kecil kita. ~(>_<。)\
Cabe-cabean
dan terong-terongan mengambarkan
sebuah
fenomena perilaku remaja di Indonesia.
Cabe-cabean adalah istilah untuk anak cewek alay yg sok imut,ganjen dan pecicilan gitu
deh. Sering nongkrong di arena balap liar dan hangout nya di fly over (entah mau pacaran
atau bunuh diri ━Σ(゚Д゚|||)━). Nahh kalo naik motor sering boncengan bertiga,berempat bahkan
sampai lima ga pake helm lagi plus juga balutan
pakaian yang ketat dan minim
dan katanya sihh cewek dg berciri memakai ‘pagar’ gigi atau behel dilakukan bukan untuk kesehatan tapi utk sekadar
gaya. Nah kalo kalian masuk
katagori diatas, slamat…kalian uda pantas bergelar cabe-cabean. Sedangkan istilah
terong-terongan sendiri.
Nahh
istilah
terong-terongan itu buat si cowoknya yg juga berperilaku seperti cewek
cabe-cabean. Cuma untuk istilah terong-terongan ga terlalu jadi sorotan. Kalah
pamor dengan istilah cabe-cabean. Jauh banget ternyata dengan definisi laki-laki
& wanita shalihah ya? /(;-_-)
Oh ya ternyata fenomena ini juga ada di
Jepang loh, disebut sebagai “Yankii atau Yankee”. \(>o<)ノYankii sering dikaitkan dengan Bosozoku
atau geng dengan "kelas" lebih tinggi. Yankii sebenarnya ingin
menampilkan gambaran Yakuza atau berandal atau kelompok preman yg melakukan
kejahatan dan terorganisir. Namun, tingkat "kenakalan" mereka lebih
rendah.
Dari segi pakaian, kelompok Yankii biasanya memiliki seragam
tiap-tiap kelompoknya. Untuk si cewek yg disebut Yankii biasanya menggunakan
riasan yang berlebihan, baju mini, dan tatanan rambut yang acak-acakan. Sementara,
untuk sicowok, mereka lebih cenderung menggunakan baju mirip pekerja kuli
bangunan dg tampilan cuek yang menjadi ciri khas mereka. Kenakalan
kelompok Yankii mulai dari ga sekolah, ikut balapan atau konvoi dg sepeda
motor, dan melakukan kekerasan pada wanita. Hingga saat
ini, keberadaan Yankii masih bisa ditemui di Jepang. Bahkan, kehidupan dan gaya
pakaian mereka sering dijadikan tema dalam cerita komik,anime film, dan iklan.
Apapun itu istilahnya, kita menilai berdasarkan fakta di lapangan seperti
apa. Jika bertentangan dengan norma masyarakat, apalagi norma agama, ya kudu
dibenahi. Jg dibiarin atau malah dibuat makin semarak. Mereka-mereka ini harus
disadarkan, lalu dibina akidahnya agar menjadi wanita shalihah dan lelaki
shalih. Ini tanggung jawab kita semua lho. Bukan cuma tanggung orang tua mereka
aja. Bagaimana dengan pemerintah, apa perlu dilibatkan? Kalo pemerintah sih
emang sudah sewajibnya mengurus rakyat kok. Jadi, peran pemerintah kudu tampak
nyata untuk mengatasi fenomena sosial yang buruk ini.
Disaat ini kan kita semua hidup dalam sistem kehidupan yang bukan Islam. Tentu aja masyarakatnya juga bukan masyarakat Islam karena pemikirannya sangat
beragam dan jauh dari standar Islam. Mungkin yang menggunakan Islam sebagai
rujukan
tetap ada, tetapi jumlahnya ga dominan. kalo ditelusuri nih, penyebabnya setidaknya ada tiga bagian ini pun
berdasarkan cara Islam memandang lho.
Pertama, faktor keluarga. Dalam keluarga kan terdiri dari ayah, ibu, dan
juga anak-anak. Ini keluarga inti ya. Nah, kalo ayah dan ibunya ga pernah
ngajarin anak2 maka besar kemungkinan anak akan terlantar dalam pemahaman
akidahnya, dalam etika pergaulannya dan semua hal yang berkaitan dengan
kepribadian mereka. Jelas, dalam hal ini orang tua yang kudu bertanggung jawab.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu.: Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wassalam pernah bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah
(tidak mempersekutukan Allah) tetapi orang tuanya lah yang menjadikan dia
seorang yahudi atau nasrani atau majusi sebagaimana seekor hewan melahirkan
seekor hewan yang sempurna. Apakah kau melihatnya buntung?” kemudian Abu
Hurairah membacakan ayat-ayat suci ini: “(tetaplah atas) fitrah Allah yang
menciptakan manusia menurut fitrah itu. (Hukum-hukum) ciptaan Allah tidak dapat
diubah. Itulah agama yang benar. Tapi sebagian besar manusia tidak mengetahui
(QS ar-Ruum [30]: 30)
Dalam hadis shahih riwayat Bukhari ini jelas bahwa orang tua sangat
bertanggung jawab terhadap kehidupan anak-anaknya. Oya, fitrah Allah itu
maksudnya ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah Ta’ala mempunyai naluri
beragama yaitu agama tauhid. Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal
itu tidaklah wajar. Mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh
lingkungan (terutama yang pertama berpengaruh adalah orang tuanya). Maka, kalo
nanti kita berkeluarga (ehem-ehem), kita kudu ngerti persoalan ini dan kudu
meningkatkan keimanan dan tsaqafah Islam. Setelah itu carilah pasangan ketika
menikah dengan kriteria yg sesuai tuntunan Islam.
Kedua, faktor masyarakat. Mengapa kini fenomena cewek cabe-cabean marak
atau cowok terong-terongan jadi heboh? Sangat boleh jadi, ada yang salah dengan
masyarakat kita. Memang sih nggak bisa menyalahkan seluruh individu dalam
masyarakat. Tetapi, saat ini kita hidup bukan pada kondisi ideal sebuah
masyarakat islami. Sangat boleh jadi ada individu dan kelompok atau komunitas
yang peduli dengan kondisi masyarakat, lalu mereka mengajak masyarakat yang
sakit itu untuk sadar dan memulai hidup dengan cara Islam. Tetapi masalahnya,
di masyarakat itu bukan hanya orang yang baik, tetapi bejibun juga orang yang
jahat. Bisa dibayangin dah, gimana jadinya kalo masyarakat yang jahat justru
mendominasi. Jika ini yang terjadi, maka pantas bahwa masyarakat bisa
disalahkan dan bertanggung jawab atas kerusakan ini.
Ketiga, faktor negara. Nah, ini sebenarnya ujung tombak perubahan ke arah
kebaikan ada di tangan para pemimpin dan penyelenggara negara, Bro en Sis.
Gimana pun juga, ketika individu (termasuk dalam hal ini keluarga) dan
masyarakat kehilangan energi untuk melakukan perubahan, maka negara wajib
menjadi pihak yang paling bertanggung-jawab atas semuanya, yakni dengan
menerapkan aturan dan sanksi. Silakan dilihat aja sekarang, kalo fenomena cewek
cabe-cabean dan cowok terong-terongan ini justru luput dari perhatian
pemerintah—atau bahkan mereka membiarkan semua itu terjadi tanpa penyelesaian,
maka bisa dipastikan bahwa negara telah abai dan gagal mengurus rakyatnya.
Jika melihat fenomena cewek cabe-cabean saat ini, sangat mungkin penyumbang
kemunculan dan keberadaan mereka disebabkan lalainya orang tua dalam mendidik,
Cuek alias nggak mau pedulinya masyarakat terhadap kasus tersebut, dan juga
abainya negara dalam melayani rakyat karena tak membuat aturan dan sanksi bagi
para pelaku cewek cabe-cabean dan ragam pelanggaran serta kemaksiatan lainnya.
Namun, jika dirunut penyebab utama atau akar masalah, tentunya adalah penerapan
aturan selain Islam oleh negara. Sehingga membuat kerusakan bukan hanya pada
segelintir orang, tetapi juga menyebar rata ke hampir semua orang di negeri
ini..
Islam solusinya (。’▽’。)♡
Kenapa harus Islam solusinya? Lha, kita kan kaum muslimin, tentu saja kita
hanya menjadikan Islam sebagai jalan hidup yang akan memberi solusi untuk
meraih kebahagiaan di dunia dan juga di akhirat. Bukan yang lain
Nah, apa solusi Islam terhadap masalah ini? Langsung aja ya. Pertama,
benahi ketakwaan individu. Tentu saja ini yang utama bebannya ada di keluarga.
Para orang tua wajib menjaga anak-anaknya agar memiliki keimanan dan ketakwaan
yang bagus, serta tercermin dalam ucapan dan tindakan kesehariannya yang
menjadikan Islam sebagai pedoman hidup. Kedua, kontrol masyarakat. Nah, meski
saat ini masyarakat nggak islami, tetapi bagi individu dan kelompok atau
komunitas dakwah wajib menyampaikan hal ini agar masyarakat pun peduli terhadap
permasalahan cewek cabe-cabean dan berupaya menyelesaikannya dengan cara Islam.
Ketiga, penerapan aturan dan sanksi oleh negara. Namun dengan kondisi negara
yang nggak menerapkan syariat Islam, sulit rasanya bisa mewujudkan hal ini.
Buktinya banyak kasus tak terselesaikan: hukum, peradilan, sosial, pendidikan,
ekonomi dan masih banyak lagi. Ini kapitalisme, Bung! (; ̄д ̄)
Lalu bagaimana? Yang jelas bukan lalu-lalang, lalu-lintas, atau lalu diam,
atau lalu dibiarin aja. Tetapi kita harus bergerak. Ya, setelah tahu fenomena
cewek cabe-cabean dan cowok terong-terongan, lalu kita berupaya
menyelesaikannya dengan cara menyadarkannya dan membina mereka dengan keimanan
dan tsaqafah Islam. So, ayo yang udah ngerti Islam terus berdakwah ya. Ajak
mereka ke jalan yang benar, yakni Islam. Semangat! ヾ(@^▽^@)ノ
Selengkapnya bisa diba di Buletin website GaulIslam.com edisi 326/tahun ke-7 (19
Rabiul Awwal 1435 H/ 20 Januari 2014)
Yang menulis komentar dibawah ini disayang Allah & diperluas rejekinya hehehe p(*^-^*)q
Tidak ada komentar:
Posting Komentar